Disaster recovery planning Disaster adalah didefinisikan sebagai kejadian yang waktu terjadinya tidak dapat diprediksi dan bersifat sangat merusak. Pengertian ini mengidentifikasikan sebuah kejadian yang tiba-tiba, tidak diharapkan, bersifat sangat merusak, dan kurang perencanaan. Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu dan akibat yang ditimbulkannya meningkat bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri terhadap kemungkinan-kemungkinan timbulnya bencana.
Berbagai bencana yang mungkin terjadi antara lain adalah:
- Bencana alam disebabkan oleh kondisi geografis dan geologis dari lokasi
- Kebakaran disebabkan oleh faktor lingkungan dan pengaturan sistem elektrik yang dapat menyebabkan korsleting
- Kerusakan pada jaringan listrik disebabkan oleh sistem elektrik
- Serangan teroris disebabkan oleh lemahnya keamanan fisik dan non fisik data center
- Sistem atau perangkat yang rusak terkait dengan kesalahan manajemen pengawasan perangkat
- Kesalahan operasional akibat ulah manusia
- Virus misalkan disebabkan oleh kesalahan pemilihan anti virus yang digunakan
Disaster Recovery menurut terjemahan aslinya mengandung arti pemulihan bencana. DR jika dikaitkan dengan dunia bisnis, akan membawa kita pada definisi Disaster Recovery Planning . Bisnis akan bergantung pada informasi yang tersebar dan aplikasi yang memproses informasi tersebut, sehingga aplikasi penopang utama yang spesifik menjadi sangat kritikal sehingga ketika terjadi gangguan hanya beberapa saat maka dapat melumpuhkan kelangsungan bisnis perusahaan. Oleh karenanya, beberapa perusahaan mempunyai suatu arahan yang menjamin availabilitas kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu bencana/gangguan yang tidak direncanakan atau sudah direncanakan.
Perencanaan database adalah proses pembuatan atau pengembangan struktur database yang sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh pengguna atau user.
Perencanaan database memiliki langkah – langkah penting yaitu :
- Mendefinisikan kebutuhan (Requirement definition)
- Jenis informasi yang harus diperhatikan (Informasi yang menjelaskan struktur data dan menggambarkan aturan atau batasan yang dapat menjaga integritasi data)
Fokus dalam mendefinisikan kebutuhan :
- Mendefinisikan lingkup database
- Memilih metodelogi
- Mengidentifikasi pandangan user
- Model data struktur
- Model data constraints
- Mengidentifikasi kebutuhan operasional
Disaster Recovery Planning Merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dan membatasi resiko – resiko buruk (bencana) dan nantinya membuat kerugian – kerugian pada proses bisnis yang ada. Dapat dikatakan bahwa proses ini adalah sebuah proses penanggulangan – penganggulangan atau rencana untuk menanggulangi suatu bencana pada proses bisnis.
Beberapa Keuntungan dari Disaster Recovery Planning
- Memperbaiki system proteksi terhadapat setiap aset – aset penting yang dimiliki oleh perusahan tersebut.
- Membuat system proteksi infomasi atau data – data perusahaan lebih efektif.
- Mengurangi resiko bencana akibat kesalahan manusia
- Memperbaiki manajemen perusahaan
Backup Database Merupakan suatu proses yang mengacu kepada pembuatan salinan data dari database, sehingga salinan ini dapat digunakan untuk mengembalikan data semula dari peristiwa kehilangan data ataupun kerusakan data.
BACKUP AND RECOVERY ORACLE DATABASE(ORACLE)
BackUp adalah suatu proses pembuatan salinan data dari database, sehingga salinan ini dapat digunakan untuk mengembalikan data semula dari peristiwa kehilangan data ataupun kerusakan data. Kerusakan data ini meliputi sebagai berikut; 1. Statement failure, Penyebabnya:
a.Logic error dalam aplikasi
b. Memasukkan data tidak valid ke dalam tabel
c. Mencoba operasi dengan hak akses yang tidak cukup
d. Mencoba untuk membuat tabel, tapi melebihi batas kuota yang diberikan
e. Upaya INSERT atau UPDATE ke tabel, menyebabkan extent dialokasikan, tetapi memiliki ruang kosong yang tidak cukup di tablespace.
2. User process failure
Kegagalan proses terjadi ketika terjadi kegagalan pada server, pengguna, atau background proses contoh penghentian proses secara abnormal. Ketika sebuah proses terjadi kegagalan, subordinat proses gagal tidak dapat melanjutkan pekerjaan, meskipun proses-proses lain dari database instan dapat dilanjutkan. Background proses PMON mendeteksi pembatalan proses Oracle. Berkaitan dengan kesalahan user. Sebagai administrator, dapat melakukan sedikit pencegahan kesalahan pengguna seperti sengaja drop table. Dapat menghindari kesalahan pengguna dengan pemberian privilige sehingga pengguna dapat mengurangi kesalahan.
4. Network failure
Ketika sistem anda menggunakan jaringan seperti jaringan area lokal untuk terhubung workstation client ke server database, atau untuk menghubungkan beberapa server database untuk membentuk suatu sistem database terdistribusi, kegagalan jaringan dapat mengganggu operasi normal sistem database. Sebagai contoh pada saat Kegagalan jaringan dapat menginterupsi eksekusi normal dari suatu aplikasi client dan menyebabkan kegagalan proses yang terjadi. Dalam hal ini, background proses PMON Oracle mendeteksi dan menyelesaikan pembatalan proses server dan pemutusan koneksi user proses.
5. Instance failure
karena semua database adalah suatu instance, sehingga
a. Terjadi pemadaman listrik yang menyebabkan server menjadi tidak tersedia
b. Server menjadi tidak tersedia karena masalah hardware seperti kegagalan CPU, korupsi memori, atau sistem operasi crash
c. One of the Oracle server background processes (DBWn, LGWR, PMON, SMON, CKPT) experiences a failure Salah satu background proses Oracle server (DBWn, LGWR, PMON, SMON, CKPT) mengalami kegagalan
6. Media failure
a. Head crash pada hard disk
b. Masalah fisik dalam pembacaan atau penulisan ke file database
c. File tak sengaja terhapus.
Ada juga tujuan dari backup yaitu:
· - Meningkatkan Mean-Time-Between-Failures (MTBF)
- Menurunkan Mean-Time-To-Recover (MTTR)
- Meminimalkan kehilangan data
Beberapa Jenis Backup
1. Physical Backup
Untuk backup fisik (sering disebut sebagai backup sistem operasi) file data, redo log file dan file kontrol yang disimpan pada media backup seperti sistem penyimpanan tape.
Ada 2 type physical backup:
a. a. Cold/Offline Backup
Backup dilakukan ketika database off-line dan tidak tersedia/diakses untuk para penggunanya. Offline backup dapat dilakuk an terlepas dari apakah database dalam mode archivelog(database ditutup/dibuka) atau NOARCHIVELOG(database ditutup). Off line backup dilakukan dengan mematikan database terlebih dahulu, baru kemudian membackup datafile. File-file yang dibackup adalah semua data file, semua control file, semua online redo log dan File init.ora (optional).
b. Hot/Online (Archivelog) Backup
Backup dilakukan ketika database online. Jika database tersedia dan dalam mode archivelog, mengatur tablespace ke modus cadangan dan backup file mereka. Juga untuk membackup file kontrol dan diarsipkan redo file log.Online backup dilakukan tanpa mematikan database, jadi database masih bisa diakses selama proses backup. Syarat online backup adalah database harus dalam mode archivelog. File-file yang di back up adalah semua datafile, semua archived redo log file dan control file.
Menggunakan metode online backup ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya database tidak perlu dimatikan sehingga tidak ada downtime, bisa melakukan backup per tablespace, bahkan per datafile, bisa merestore data sampai terakhir sebelum masalah terjadi dan Bahkan bisa merestore data sampai waktu yang ditentukan.
2. Logical Backup
Logical Backup adalah pembacaan sebuah set record database dan menulisnya di sebuah file. Yang merupakan logical backup adalah ekspor-impor database.
Ekspor-Impor
Ekspor-impor digunakan untuk melakukan backup database logis. Saat mengekspor, objek database dipindah ke sebuah file biner yang kemudian dapat diimpor ke database Oracle lainnya. Karena menggunakan format file biner proprietary, mereka hanya dapat digunakan antara database Oracle. Jadi, user tidak bisa mengekspor data dan melakukan impor ke database non-Oracle
- Ekspor / impor digunakan untuk melakukan tugas-tugas berikut:
a. Backup dan pemulihan (database kecil saja, katakanlah <+50 GB, jika lebih besar, menggunakan RMAN sebagai gantinya)
b. Memindahkan data antara database Oracle pada platform yang berbeda (misalnya dari Solaris ke Windows)
c. Reorganisasi data / menghilangkan fragmentasi database.
d. Upgrade database dari versi lama Oracle.
e. Mendeteksi database yang corruption.
f. Transport tablespace antara database
RECOVERY ORACLE
Recovery merupakan suatu prosedur untuk melakukan pemilihan terhadap data yang hilang. Recovery database bertujuan untuk me-restore hasil dari back-up fisik data file atau control file dengan cara memulihkan data file serta control file tersebut agar kembali tersedia di server database Oracle.
a. Struktur Database Fisik yang digunakan untuk Recovery:
- Redo Log File
- Control File
- Data File
Jenis-jenis Recovery
a. User-Managed Recovery
(1) Complete Recovery
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan complete recovery diantaranya:
· Memastikan datafile yang digunakan untuk restore dalam keadaan offline
· Hanya merestore datafile yang rusak atau hilang
· Jangan merestore control file, redo log file, password file atau parameter file
· Recovery datafiles
(2) Incomplete Recovery
Untuk menjalankan Incomplete recovery yang dibutuhkan adalah backup dari semua data file yang dibuat sebelum recovery point dan semua archive log dari backup terakhir hingga waktu recovery yang diinginkan. Biasanya, incomplete recovery dilakukan ketika complete recovery gagal dijalankan. Selain itu, kondisi yang menyebabkan incomplete recovery harus dijalankan adalah dikarenakan semua redo log file dan data file hilang, terjadi user error(contoh: table terhapus, data input tidak valid dan telah di commit), atau control file hilang dan harus digunakan untuk membuka database.
Step Recovery
1. Identifikasi suatu database yang mengalami rusak.
2. Analisa situasi saat database akan di recovery.
3. Menyiapkan apa yang dibutuhkan untuk recovery.
4. Identifikasi objek yang bergantung pada database.
5. Leave the expired copy backup.
6. Restore.
7. Roll forward through dbase log